TERBANYAK

10.001 KM – Bergerak dan Menggerakkan

Perjalanan ini penuh dengan cerita suka dan duka yang datang dari sahabat saya, ya betul, beliau adalah Bapak Damanto. Beliau mulai menorehkan tinta perjuangannya di wadah ini pada tahun 2019, bersama dengan saya. Sebelum benar-benar masuk ke dalam dunia perjuangan ini, kami terlebih dahulu ditempa dalam sebuah tes selama dua hari satu malam, di tempat dan suasana yang sama. Dari sana, kami melangkah membawa cerita masing-masing, menapaki perjalanan dengan sejarah yang berbeda. Bapak Damanto memulai kariernya sebagai seorang marketing, sementara saya berangkat dari posisi koordinator. Begitulah takdir mengatur jalan kami. Berkat kegigihan dan keseriusan beliau dalam menjalankan amanah, Alhamdulillah, kami akhirnya dipertemukan di posisi yang sama memulai babak baru bersama. Sejak itu, kami berusaha meninggalkan jejak perjalanan yang tidak hanya diukur oleh kilometer, tetapi juga mampu memberi semangat kepada siapa pun yang melewatinya. Setiap langkah, setiap pergerakan, menjadi...

Pengertian Bagi Hasil Dalam Koperasi Syariah

 Bagi hasil adalah mekanisme pembagian keuntungan yang digunakan dalam koperasi syariah. Dalam koperasi syariah, kegiatan usaha dilakukan berdasarkan prinsip syariah yang melarang riba (bunga) dan mengedepankan keadilan dalam pembagian hasil.

Pada dasarnya, bagi hasil merupakan pembagian keuntungan antara koperasi sebagai pemilik modal dan anggota koperasi sebagai pemilik dana. Anggota koperasi yang menyimpan dananya di koperasi berperan sebagai pemilik modal dan ikut serta dalam risiko kegiatan usaha. Oleh karena itu, mereka berhak mendapatkan bagian dari keuntungan yang diperoleh oleh koperasi.

Mekanisme bagi hasil di koperasi syariah melibatkan beberapa tahapan, antara lain:

  1. Penentuan nisbah bagi hasil: Nisbah adalah persentase pembagian keuntungan antara koperasi dan anggota. Nisbah ini biasanya disepakati dalam rapat anggota atau berdasarkan kesepakatan tertulis antara koperasi dan anggota.

  2. Pengumpulan dan pengelolaan dana: Anggota koperasi menyetor dana mereka ke koperasi yang kemudian digunakan sebagai modal usaha. Koperasi menggunakan dana tersebut untuk menjalankan kegiatan usaha yang menghasilkan keuntungan.

  3. Perhitungan keuntungan: Setelah periode tertentu, biasanya satu tahun, koperasi menghitung keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usahanya. Keuntungan ini dihitung setelah dikurangi dengan biaya operasional, pengeluaran, dan cadangan dana.

  4. Pembagian keuntungan: Keuntungan yang dihasilkan dibagi antara koperasi dan anggota sesuai dengan nisbah yang telah ditentukan. Bagian koperasi biasanya digunakan untuk pengembangan usaha dan pemenuhan kebutuhan koperasi secara umum. Bagian anggota akan dibagikan kepada mereka sesuai dengan simpanan yang mereka miliki di koperasi.

Pembagian keuntungan ini dilakukan secara proporsional berdasarkan besarnya simpanan anggota di koperasi. Dalam prakteknya, semakin besar simpanan yang dimiliki oleh anggota, semakin besar pula bagian keuntungan yang akan diterima.

Penting untuk dicatat bahwa bagi hasil dalam koperasi syariah berbeda dengan bunga dalam sistem keuangan konvensional. Bagi hasil merupakan pembagian keuntungan yang ditentukan setelah keuntungan nyata diperoleh oleh koperasi, sedangkan bunga dalam sistem konvensional merupakan imbalan tetap yang dihitung berdasarkan jumlah pinjaman atau simpanan tanpa mempertimbangkan keuntungan yang dihasilkan oleh kegiatan usaha.

Dengan mekanisme bagi hasil, koperasi syariah menerapkan prinsip keadilan dan kebersamaan dalam pembagian keuntungan, serta memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk berpartisipasi dalam kegiatan usaha dan memperoleh keuntungan dari usaha tersebut.

Komentar