“ketika apapun yang saya kerjakan tidak dihargai”
maka saya sedang belajar arti ketulusan
“ketika setiap upaya saya enggak
dihargai”
Maka saya sedang belajar arti keiklhasan
“dan saat hati saya kecewa dan terluka amat dalam”
Di situ saya sedang belajar arti memaafkan
Bang jack lelah dengan ini semua, tergejolak hati ini
“ketika kamu merasa lelah dan kecewa, di situ kamu sedang belajar arti
kesungguhan, dan ketika kamu sendirian dan sepi maka kamu belajar arti
ketangguhan”
Dihargai? Sebentar, saya ini siapa? Kamu egois bang, kamu gampang marah
bang kamu kamu kamu jelek semua di mata mereka. Oiya? Ya saya minta maaf yang
sebesar besarnya.
Ketika ketulusan dan keiklhasan terbelenggu dalam hati yang cukup lama,
maka akan terjadi gejolak perlawanan dalam kehidupan sehari hari. Merasa jatuh,
merasa tidak guna, merasa hidup hanya mengejar predikat baik di mata manusia
saja, merasa ibadah hanya keinginan bukan kebutuhan, merasa hina, hidup berpura
pura baik, terus apa arti keiklhasan dan ketulusan yang sebenarnya jika hati ini
masih terbelenggu? Perlahan lahan hati
ini tak tertahan lagi dengan berontakan berontakan itu. Apakah jika ini di
biarkan terus begitu saja bisa menjadikan hidup ini biasa biasa saja atau biasa
hidup?
Manusia yang penuh dosa memohon maaf kepada yang membaca tulisan ini. Dan mohon
doanya semoga keputusan keputusan kedepan menjadikan hati ini benar ada bukan
di buat buat.
27 Nov 22, Lengkong.
Komentar
Posting Komentar