TERBANYAK

10.001 KM – Bergerak dan Menggerakkan

Perjalanan ini penuh dengan cerita suka dan duka yang datang dari sahabat saya, ya betul, beliau adalah Bapak Damanto. Beliau mulai menorehkan tinta perjuangannya di wadah ini pada tahun 2019, bersama dengan saya. Sebelum benar-benar masuk ke dalam dunia perjuangan ini, kami terlebih dahulu ditempa dalam sebuah tes selama dua hari satu malam, di tempat dan suasana yang sama. Dari sana, kami melangkah membawa cerita masing-masing, menapaki perjalanan dengan sejarah yang berbeda. Bapak Damanto memulai kariernya sebagai seorang marketing, sementara saya berangkat dari posisi koordinator. Begitulah takdir mengatur jalan kami. Berkat kegigihan dan keseriusan beliau dalam menjalankan amanah, Alhamdulillah, kami akhirnya dipertemukan di posisi yang sama memulai babak baru bersama. Sejak itu, kami berusaha meninggalkan jejak perjalanan yang tidak hanya diukur oleh kilometer, tetapi juga mampu memberi semangat kepada siapa pun yang melewatinya. Setiap langkah, setiap pergerakan, menjadi...

Jatuh Bangun Lagi

Terjadi lagi
Layaknya seperti manusia, setiap individu yang normal pasti membutuhkan alat bantu transportasi seperti sepeda, sepeda motor, mobil dan sejenisnya, karena alat transportasi tersebut sangat membantu dalam menggapai cita cita dan menjalankan roda kehidupan. Mitos atau nyata saya belum pernah meneliti, kalau manusia yang bisa berkendara pasti dulunya pernah mengalami musibah atau kecelakaan, hampir semua orang yang pernah saya tanyai menjawab pernah mengalami kecelakaan kecil maupun besar.  Apalagi kalau baru belajar bersepeda kecil pasti pertama tama mengalami kecelakaan. Tapi ketentuan itu tak termasuk dalam apa yang saya alami, kenapa, kisah nyata, ketika saya baru belajar sepeda “ontel” saya belajar sendiri tanpa ada orang yang membantu,dan hasilnya saya langsung bisa tanpa ada insiden “nabrak”, belajar mengendarai sepeda motor, waktu saya masih duduk di bangku aliyah saya masih belum bisa mengendaraisepeda motor, dan pada waktu itu saya disuruh sama guru aliyah saya untuk membeli buku di took jauh disana, dipinjemlah aku motor dan disuruhlah aku untuk mengendarai motor itu, dengan hati yang was was, campur takut, (wedi tibolah, kan pertama kali) akhirnya saya beranikan diri untuk mengendarai sepeda motor tersebut, dan walhasil saya langsung bisa mengendarai sepeda tersebut, tapi pertama kali (nyetater) saya belum bisa, akhirnya saya dibantu menghidupkan mesin motornya, ngreeenng,,.jalan lurus dan berseok seok, ketika sudah terlampai jauh, sayapun bisa mengendarai motor dengan lancer, horeee….,.,.,.dengan tidak adanya insiden pada waktu pertama kali belajar, bukan berarti saya terhindar dari musibah atau kecelakaan, yyaaa, pada waktu saya kuliah saya mengalami kecelakaan sebanyak dua kali. Apakah ini mitos atau nyata? Kalau setiap individu yang berkendara pasti pernah mengalami kecelakaan? I don’t know.

            Tapi kalau itu berhubungan dengan perasaan dan jalan keidupan manusia maka hal yang seperti terkena musibah pasti setiap indvidu pernah mengalaminya. Terjadi lagi pada saya, hati, pikiran, berhubungan, finansial dan apapun itu kualami jatuh bangun berkali kali, entah ini memang nasi saya seperti ini atau memang kesalahan saya, dan saya harus berfikir bahwa ini adalah kesalahan saya, dan saya berusaha menjadikan kesalahan menjadi keberhasilan dengan berusaha melakukan yang terbaik. 

Komentar