TERBANYAK

10.001 KM – Bergerak dan Menggerakkan

Perjalanan ini penuh dengan cerita suka dan duka yang datang dari sahabat saya, ya betul, beliau adalah Bapak Damanto. Beliau mulai menorehkan tinta perjuangannya di wadah ini pada tahun 2019, bersama dengan saya. Sebelum benar-benar masuk ke dalam dunia perjuangan ini, kami terlebih dahulu ditempa dalam sebuah tes selama dua hari satu malam, di tempat dan suasana yang sama. Dari sana, kami melangkah membawa cerita masing-masing, menapaki perjalanan dengan sejarah yang berbeda. Bapak Damanto memulai kariernya sebagai seorang marketing, sementara saya berangkat dari posisi koordinator. Begitulah takdir mengatur jalan kami. Berkat kegigihan dan keseriusan beliau dalam menjalankan amanah, Alhamdulillah, kami akhirnya dipertemukan di posisi yang sama memulai babak baru bersama. Sejak itu, kami berusaha meninggalkan jejak perjalanan yang tidak hanya diukur oleh kilometer, tetapi juga mampu memberi semangat kepada siapa pun yang melewatinya. Setiap langkah, setiap pergerakan, menjadi...

mungkinkah

Mungkinkah?Sebuah kata yang selalu menghampiriku, perasaan dan pikiranku selalu dihantui dengan rasa ketidakyakinan sehingga muncullah kata tersebut. Mungkinkah aku bisa berubah? Mungkinkah kitakan selalu bersama?. Mungkinkah aku bisa ketemu beliau di sana? Mungkinkah aku bisa lulus tahun ini? Mungkinkah masa depanku cerah dan sukses? Mungkinkah aku menjadi orang yang baik? Mungkinkah dia itu jodohku? Mungkinkah hati ini selalu kotor? Mungkinkah semua yang aku cemaskan dan kupertanyakan ini akan memperlambat kesuksesanku?, mungkinkah semua pertanyaanku ini di jawab oleh-Nya?. Semua pertanyaan ini akan kumusnahkan dengan cara menanamkan sifat percaya diri, sifat ini selalu ku tanam setiap hari. Berharap tidak ada rasa ketidakyakinan muncul dipikiranku. Manusia seperti aku ini memang perlu menanam sifat percaya diri pada diri sendiri, dan butuh bantuan dari orang lain untuk menanamkan rasa prcaya diri kepada dirikku ini. Aku adalah manusia yang sangat buruk sekali, begitu banyak kekuranganku, begitu banyak kesalahan yang kuperbuat selama sisa hidupku, begitu banyak penyakit hati yang menyerangku. Tapi aku sangat bersyukur sekali, karena aku bisa menilai kekuranganku sendiri daripada kekurangan orang lain. Dengan demikian aku sibuk untuk memperbaik diri sendiri dari pada orang lain. Manusia sepertiku ini hanya bisa berdoa dan berdoa, berusaha dan berusaha. Berdoa supaya hidup ku di barokahi dan di ridhoi Allah. Berusaha untuk menjadi manusia yang terbaik, berusaha menutupi kekuranganku dalam beribadah dan bersosial, berusaha meraih kesuksesan, berharap jadi orang kaya harta dan kaya hati. Memiliki banyak harta hanya untuk beribadah kepada Allah. Karena semua harta di dunia ini hanya titipan saja.

Komentar