Diceritakan seorang pemuda muslim dengan pemudi muslimah. Sebut saja nama pemuda muslim itu jono dan pemudi muslimah itu juni. Mereka sedang menjalani hubungan pacaran. Suatu ketika juni bilang kepada jono “kita putus” jonopun bertanya “kenapa putus?”. “karena aku capek” kata si Juni. Jono bertanya lagi “kenapa capek?”. Jawab juni “aku capek karena setiap kali aku bangunin untuk sholat subuh kamu selalu tidak bisa, di telfon tapi dimatiin, di telfon, terus bangun tapi kamu tidur lagi, gimana kamu menjadi imamku, kamu aja belum bisa menjadi imam dirimu sendiri”. Jonopun tertunduk malu dan menyesalinya, tanpa berkata apapun jono langsung pergi meninggalkannya.
Jono pergi ke kos-kosannya. Setiba di kossannya, HP jono berbunyi, ada panggilan masuk dari ayahnya “halo nak,.,. assalamualaikum” “wa’alaikum salam yah, ada apa yah” jawab si jono. “kamu itu sudah jadi sarjana lima bulan tapi kamu belum dapat kerja juga, mulai sekarang ayah tidak kirim uang ke kamu, kamu cari sendiri aja uang makanmu, biar kamu tahu rasanya tidak punya uang” kata ayah jono. “loh yah” tut tut tut. Ayahnya jono langsung mematikan telfonnya. Mendengar perkataan dari ayahnya, jonopun merasa gelisah yang sangat menganggu pikirannya, tidurpun tidak bisa. tapi Tiba-tiba Jono ingat pada alasan juni tentang memutuskannya. lalu kemudian si jono menuju kamar tetangga kosnya. Yang mana orang yang tinggal di sebelah kamar jono itu teman sekampusnya dan dia rajin ibadah sholat subuh berjamaah di masjid. Sebut saja namanya arjun. Sehingga jono meminta tolong kepada arjun untuk selalu membangunkannya diwaktu subuh. “arjun, aku minta tolong ya. Besok subuh aku dibangunin, sampai bangun pokoknya, jangan sampai telat ya” kata jono kepada arjun. “insyaAllah kang jon” jawab si arjun.
Suara tartil quran pun sudah berkumandang, terdengar masuk ke rongga rongga telinga, arjunpun pergi ke kamar jono untuk membangunkannya. “jon, bangun sholat subuh” kata arjun sambil membangunkan jono.
Cara pertama arjun membangunkannya telah gagal. Karena jono tak bangun bangun juga. Kemudian arjun pakai cara kedua, yakni dengan cara menyiramkan air kemukanya. Cara inipun juga belum berhasil. Dan selanjutnya arjun menggunakan cara ketiga, yakni dengan cara menjepit kuping dan telinganya sama alat penjepit baju dan kemudian diikat tali dan kemudian ditarik. “aduuh,, sakit” kata jono sambil kesakitan. Akhirnya jonopun bangun dari mimpi indahnya kemudian mereka berdua melakasanakn sholat subuh berjamaah di dalam kamarnya sendiri. Hari pertama jono sholat subuh masih belum sempurna, karena pada waktu sholat jono masih merasa kantuk berat. Hari kedua cara membangunkan jono memakai cara yang kedua tadi, rasa ngantuk sedikit berkurang. Hari ketiga arjun membangunkan jono untuk sholat subuh dengan cara pertama tadi. Hari demi hari si jono sudah terbiasa bangun pada waktu adzan sholat subuh dikumandangkan.
Setiap kali jono bangun diwaktu sholat subuh, dia tidak lupa memberitahu mantanya “aku sudah bisa bangun sebelum sholat subuh” kata sms jono kepada juni. Tapi si juni masih belum percaya terhadap pembuktian si jono. Karena si jono masih cinta dan ingin membuktikannya bahwa ia sudah bisa jadi imam dirinya sendiri maka ia pergi ke masjid. Pada saat tiba di masjid, ia menelfon juni dan kemudian mendekatkan telfon genggamnya ke arah suara tarhim. “ini buktinya, aku sudah bisa jamaah subuh di masjid” si junipun tersenyum manis.
Hari demi hari sudah berlalu, si jono masih istiqomah dalam melaksanakan sholat subuh berjamaah tepat waktu di masjid. Lamaran pekerjaan yang sudah dia kirim diperusahan perusahaan akhirnya membuahkan hasil, dia dipanggil untuk interview di perusahaan. Dan pada akhirnya setelah di interview dia diterima kerja dan ditempatkan di luar jawa.
Saat itu juga jono tidak bisa dihubungi oleh sijuni. Akhirnya si juni pergi ke tempat kosnya jono. Untuk menanyakan kabar dan silaturahim. Setiba dikosnya “assalamualaikum” kata juni sambil mengetok pintu. Kemudian Keluarlah seorang perempuan. Hati junipun sedih dan galau melihat perempuan itu berada di dalam kamar jono. “jononya ada kah mbak?” Tanya juni kepada perempuan tadi. “iya ada, tungu sebentar. Jon jon ada orang mencarimu” kata perempuan itu. Kemudian jono keluar dan menghampiri juni. “kamu siapa?” Tanya laki laki itu. “aku juni jon.kamu sudah lupa?” jawab juni. “aku saja tidak kenal kamu” jawab laki laki itu. “ya sudah, terima kasih dan maaf” kata juni dan kemudian meninggalkan kamar sijono tersebut. di penghujung pintu tempat kos kosan itu juni bertemu dengan temannya jono yaitu arjun. Arjun berkata “ini mbak juni ya? Pasti mau ketemu jono?” juni menjawab “iya, mau Tanya kabar, tapi dia sudah punya perempuan lain dan dia tidak mengenaliku” . “pasti kamu ke kamarnya jono ya, orang itu bukan jono temanku hanya sama namanya saja, jono sudah pindah dari kosan ini karena dia sudah diterima kerja dan di tempatkan di luar jawa” jawab arjun menjelaskan kepada juni. “loh laki laki itu bukan jono yang aku kenal, dan dia sudah terima kerja, pantas aja susah untuk dihubungi” kata juni. “iya jun, sebelum dia berangkat kerja dia menitipkan surat ini ke aku buat kamu” kata arjun sambil memberikan surat itu ke juni. “ia, makasih ya” kata juni, kemudian dia pergi meninggalkan arjun. Pergi ke halaman tempat kosnya jono, dan kemudian membuka suratnya lalu dibacalah isi surat itu oleh juni.
“assalamualaikum, cinta dianugerahkan Allah untuk ku, dulu Allah mempertemukan kita dengan indah, aku ingat betapa aku sangat lalai dalam hidupku, kemudian Allah memberikan hidayah-Nya lewat kamu, lewat kata perpisahanmu. disetiap waktu yang aku sia siakan aku mengikat janji kita. juni, aku yakin Allah akan mempertemukan kita lagi dengan cara yang indah, saat itu aku akan datang sebagai pria muslim yang siap jadi imammu dengan doa penuh harap. Jono”
Bebeapa tahun kemudian jono menikah dengan juni dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
Komentar
Posting Komentar