Tahun 2018 telah berakhir, kini kita memasuki awal tahun
2019. Dua minggu terakhir hingga saat ini, beranda Facebook saya dipenuhi oleh
banyak orang yang membagikan keberhasilan mereka sendiri, teman-teman, saudara,
bahkan istri dan suami yang secara resmi lulus seleksi CPNS 2018. Puncaknya
terjadi kemarin, tanggal 15 Januari 2019, saat pengumuman seleksi CPNS Kemenag.
Pada tahun 2018, formasi atau kuota CPNS di lingkungan Kementerian Agama cukup
banyak dibandingkan dengan instansi atau kementerian lainnya.
Tahun 2018 menjadi tahun pertama saya mengikuti seleksi tes
CPNS untuk formasi guru fiqih di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa
Timur, meskipun saat itu saya masih bekerja di salah satu perusahaan di
Kabupaten Tuban.
Proses dari pendaftaran online hingga pengumuman lolos untuk
mengikuti tes CAT tidak berjalan dengan mudah, terutama saat pendaftaran
online. Bagi yang pernah mencoba, pasti tahu bagaimana rasanya mendaftar online
seleksi CPNS. CAT adalah Computer Assisted Test.
Hari itu adalah hari di mana hasil seleksi administrasi atau
berkas diumumkan di website KEMENAG, dan yang lolos akan mengikuti tes CAT.
Nama saya ada di antara jutaan nama pencari keberuntungan rezeki seleksi CPNS
2018. Tempat, tanggal, hari, dan jam pelaksanaan tes CAT sudah saya dapatkan,
selanjutnya tinggal menunggu hari H.
Tibalah hari H itu, dan saya berangkat ke Surabaya, tepatnya
di Hotel Empire Palace. Singkat cerita, pelaksanaan tes CAT di Kementerian
Agama di luar bayangan saya. Saya kira hanya registrasi, kemudian pemeriksaan,
dan langsung masuk ruangan CAT. Namun, ternyata tidak seperti itu, kawan!
Inilah proses awal hingga tes CAT dilaksanakan.
60 menit sebelum ujian CAT dilaksanakan, peserta sudah
berkumpul di depan pintu masuk Hotel Empire Palace. Peserta dihimbau untuk
melihat nomor meja dan nomor peserta yang sudah ditempel petugas di dinding
sebelah pintu masuk hotel. Setelah peserta mendapatkan nomor meja dan nomor
peserta, mereka diperbolehkan masuk ruang registrasi. Memasuki ruang
registrasi, peserta harus mengantri (mengular), dan masuklah satu per satu. Di
dalamnya sudah tertata rapi kursi-kursi beserta tulisan "Meja 1 sampai
10" di depannya. Di depan kursi-kursi tersebut terdapat petugas registrasi
dan petugas-petugas lainnya. Pokoknya semuanya serba antri dan tertib.
Di tahap ini atau lantai ini, peserta hanya boleh membawa
kertas ujian saja. Kemudian peserta diarahkan menuju eskalator untuk naik ke
lantai berikutnya. Setiba di lantai berikutnya, bukan tempat tes CAT yang saya
temukan, melainkan tahap pemeriksaan peserta. Satu per satu diperiksa, setelah
itu peserta diarahkan lagi menuju eskalator untuk naik ke lantai berikutnya.
Setiba di lantai berikutnya, sekali lagi itu bukan ruangan untuk tes CAT yang
saya lihat, melainkan pemeriksaan lagi. Di sini pemeriksaan lebih ketat, ikat
pinggang, anting, cincin, kertas, dan lain-lain harus dilepas, pokoknya peserta
hanya berpakaian atas bawah dan membawa kertas ujian saja. Setelah pemeriksaan
itu selesai, peserta diarahkan lagi menuju tangga eskalator untuk menuju ke
lantai di atasnya. Setiba di lantai atasnya, saya pun tidak melihat ruangan tes
CAT juga, melainkan melihat peserta lain sedang dibariskan dengan posisi duduk
(nglempok) di lantai secara rapi. Pada saat itulah perasaan saya sudah kacau,
kok begini ribetnya ya, ini mau tes CAT atau mau masuk ke negara orang lain.
Maklum, baru pertama kali mengikuti tes seleksi CPNS, jadi sangat terkejut
sekali melihat dan merasakan atmosfer seleksi CPNS ini.
Lima orang lima orang dipanggil dan diarahkan menuju tangga
eskalator untuk naik ke lantai atasnya lagi. Giliran saya dipanggil, kemudian
saya menuju tangga eskalator dan naik ke lantai atasnya. Setiba di lantai, saya
melihat ruangan yang besar dan lebar sekali yang dipenuhi laptop-laptop
berjajar dengan rapi. WAW. Kayaknya ini ruangan tes CAT-nya.
Singkat cerita, ujian CAT telah dimulai, saya pun memasukkan
username dan password yang sudah diberikan oleh panitia seleksi CPNS 2018.
Sudah terbuka. Daaannnnnnn kepala saya langsung pusing, mata mulai kabur,
rasanya ingin melambaikan tangan saja. Kok bisa begitu? Bisa. Karena tulisan
soalnya bagaikan saya baca di kejauhan 5 meter, kecil sekali. Mata sudah
berembun, pikiran sudah tidak konsen lagi, mau bagaimana lagi, soal-soal ini
harus saya jawab. Perasaan saya sudah pasrah menyerah. Dan hasilnya benar.
Nilai CAT ini langsung muncul di akhir ketika kita sudah mengklik
"selesai" dan nilai saya di bawah rata-rata semua.
Saya ucapkan selamat dan sukses bagi yang lolos seleksi CPNS
2018, semoga barokah dan mendapat ridho dari Allah SWT. Bagi yang belum lolos
(saya), tetap semangat. Lakukan apa yang membuatmu senang dan bahagia. Suka
jualan? Lakukan. Suka pentol? Jual pentol. Apa saja yang kalian suka. Memang
ya, menjadi ASN/PNS selain gaji setiap bulannya pasti, jaminan hari tua beserta
keluarganya juga sudah terjamin. Karena bayangan-bayangan itulah saya
terpanggil untuk mengikuti tes CPNS. Setelah saya selesai mengikuti tes CPNS
tahun 2018 tersebut, saya sadar bahwa langkah yang saya ambil itu adalah
langkah yang salah. Saya bukan menyesal karena gagal, tapi menyesal kenapa saya
ikut tes CPNS itu, buang-buang waktu dan buang-buang uang untuk hasil yang
sudah jelas terlihat pada diri saya sendiri. Tapi, pada saat itu masih
tertutupi oleh bayangan-bayangan status sosial tinggi, mengadu nasib, siapa
tahu rezekinya di situ. Kenapa saya gagal? Pertama, tingkat akademik saya sudah
sampai mana? Formasi guru? Apakah saya seorang guru? Pernah mengajar di
sekolah? Fashion saya seorang guru? Tidak! Tapi bukan waktunya untuk menyesali
itu semua, waktunya untuk bangkit dan memupuk benih-benih semangat lagi demi
hasil memiliki pemikiran dan berjiwa besar.
Dan satu lagi, jangan berkata "belum rezeki"
"tidak rezekinya" "mungkin belum rezeki". Tahu nggak? Jika
kita tidak lulus tes CPNS itu termasuk sebuah rezeki. Mungkin kita masih bisa
bebas mengekspresikan kemampuan, rezeki. Kita bisa bersama-sama dengan keluarga
lagi, bukankah ini rezeki? Kita masih bisa menghirup udara segar, rezeki kan?
Siapa tahu setelah itu kita jadi pengusaha sukses, kalau iya, itu kan rezeki.
Dan masih banyak lagi. Bayangkan kalau kita ditakdirkan lulus CPNS tahun 2018.
Mungkinkah kita bisa melakukan hal-hal seperti itu? Jadi semua adalah rezeki,
yang harus kita syukuri. Ingat, hidup bukan tentang apa aja yang kita terima
tapi hidup itu tentang bagaimana kita menyikapinya.
Komentar
Posting Komentar