Aku bangga padamu, aku
sangat bersyukur punya bapak sepertimu,
aku sangat merindukanmu, tapi aku malu kepadamu, q malu sangat malu, aku yang
telah lulus sarjana belum sempat membahagiakanmu, belum bisa membahagiakan ibu,
dan belum bisa sepertimu. engkau
yang hanya lulus Sekolah Dasar (sd) saja tapi
engkau bisa membahagiakan kelima anak-anakmu
dan menyekolahkan anak anakmu sampai kejenjang perguruan tinggi negeri.
Dengan bekal hanya lulus SD tapi semangat yang engkau miliki seperti orang sarjana dari perguruan tinggi negeri. dengan
semangat yang begitu besar yang
engkau miliki, engkau bisa mendirikan
tempat bisnis, bisnis itu menurutku besar dan luar biasa karena engkau hanya
lulusan SD dan saat ini tempat bisnismu itu sudah dilanjutkan oleh anak2mu,
jasamu begitu besar buat anakmu ini, tapi anakmu ini belum bisa membalasnya dan
melampaui keberhasilanmu. tapi aku janji, bahwa aku akan membuatmu
tersenyum disana, aku akan membahagiakan ibu demi cintaku padamu.
Dua belas tahun sudah jasadmu
meninggalkan kami, tapi jiwamu akan selalu ada di hati kami, karena menurut
kami kau adalah family hero. Hidup dua
belas tahun tanpa kehadiranmu sungguh membuat hati selalu menangis,
karena disaat aku ada masalah aku selalu mengadu padamu, tapi selama itu
tak seorangpun yang bisa memberikanku semangat dan motivasi sepertimu.
Selama itupun aku juga dianggap sebelah mata sama orang-orang karena aku tak
punya bapak, tapi jangan
khawatir, aku selalu menjawab bahwa aku selamanya mempunyai bapak.
Aku selalu mengeluarkan air mata ketika mengingatmu, aku teringat disaat kita
tinggal dirumah sakit, 1 bulan aku menemanimu, tidur dibawah kasurmu, aku
menyaksikan betapa jenengan kuat melawan penyakitmu, dan ketika itu jenengan sempatkan perhatianmu pada anakmu ini, jenengan sempatkan untuk membelikan anakmu
ini sebuah laptop, meskipun keluarga membutuhkan dana untuk biaya rumah sakit,
tapi jenengan rela sisakan uang itu untuk belikan anakmu ini laptop. Tapi pak, tak lama jenengan pulang ke rahmatullah, laptop yang jenengam belikan itu
telah dicuri orang, maafkanlah anakmu yang dhoif ini pak, anakmu yang dhoif ini tidak bisa menjaga barang pemberianmu.
Ketika bapak sudah tak bersama kami dalam bentuk wujud,
anakmu ini mengalami musibah yang berturut turut, cobaan yang membuat air mata
tak bisa dihentikan, tapi tenang, aku akan menjadi anakmu yang tegar dan kuat
dalam menjalani musibah ini, karena itu semua adalah rencana Allah dan
rencana-Nya pasti terbaik untukku. Aku akan berusaha untuk bisa selalu semangat
seperti semangatmu pak. Aku
akan selalu tersenyum untukmu, tapi aku tak bisa menahan air mata ketika aku
mengingat hal itu semua.
Bapak, semua
anak-anakmu telah sukses, ibu juga selalu sehat, cucu cucumu juga bertambah
banyak. Anakmu yang dhoif ini sedang mencari jati diri, dan berjalan untuk
menggapai impian, demi membahagiakan ibu.
Doakan anakmu ini dari sana ya. Setiap langkah dan setiap detik aku selalu
mengingatmu dan berdoa untukmu, selalu dan selamanya. Al fatihah.
Komentar
Posting Komentar