TERBANYAK

10.012 KM

  10.012 KM, perjalanan yang tidak mudah, perjalanan yang penuh dengan lika liku, tapi saya sadar bahwa hidup ya harus seperti itu biar bermakna dan berkesan. Angka, iya betul. Angka 12 adalah tanggal dimana saya lahir di bumi pertiwi ini, tiba tiba saya teringat dengan tulisan saya 10 tahun yang lalu. Langsung saja ini adalah tulisan saya yang masih saya simpan di memori laptop Suara katak yang terdengar merdu malam itu menemani kesendirianku. Aku melirik jam dinding di kamar pondok, dan oh tidak jarum pendeknya sudah menunjuk angka tiga dini hari. Namun, mata ini masih saja enggan terpejam, seolah ada sesuatu yang menghalangi. Aku duduk seorang diri di kamar kenangan itu. Di hadapanku tergeletak sebuah laptop usang yang dulu begitu setia menemaniku saat menyelesaikan studi di salah satu universitas di Surabaya. Malam yang sunyi membuat tanganku gatal untuk kembali membuka laptop itu. Sejenak aku menarik napas panjang, menatap sekeliling. Teman sekamarku sudah tertidur pulas,...

KEBENARAN MUTLAK

 

bagaimana mungkin saya sibuk mengklarifikasi kebenaran ke  orang lain, sedangkan kebanaran mutlak itu hanya milik Allah. Lalu, pantaskah saya meminta pengakuan dari orang lain? Benarkah, bahwa prespektif seseorang terhadap diri ini tergantung bagaimana sikap kita ke orang lain? Terkadang saya sering berkelahi dengan hati ini, berdebat dengan pikiran ini. Menanyakan keadaan, menyampaikan keluhan di sepertiga malam, memandang foto beliau membuat pikiran ini terus berfikir. Lalu ketika semua itu di sampaikan ke orang lain dan mendapatkan jawaban "tetap  bersyukur aja" "seng tenang" ketika itu juga q terbangun dari tidurku. Oh hanya mimpi.

Kamar, lajolor 08 03 23



Lalu, ketika kita menyampaikan sesuatu yang serius, kemudian muncul perdebatan, saling beragumen, tiba tiba ada seseorang berkata "sudah2, gitu aja koq, seng tenang". Ketika itu juga perdebatan di akhiri dan berakhir "kosong".
Padahal, Bukankan perdebatan itu hal yang penting untuk mencari solusi terbaik. Ya betul, ketika kita sedang berdebat dan adu argumen, terkadang kita sulit mengontrol aliran emosi dalam diri manusia. Jika seseorang yang tidak berfikir ada di lingkaran perdebatan, maka akan timbul perasaan membahayakan. Sedangkan bagi orang yang berfikir akan timbul pikiran untuk menenangkan kemudian memberikan pilihan solusi. Dan kita tidak bisa memaksakan orang lain sepaham dengan kita

Kamar, ikan koki, 08.




Komentar