TERBANYAK

5 Cara Mengelola Uang agar Gaji Kecil Tetap Cukup

Mengelola keuangan dengan gaji terbatas memerlukan disiplin dan perencanaan yang cermat. Berikut adalah 5 langkah utama yang bisa Anda terapkan: 1. Buat Anggaran Bulanan yang Jelas (Wajib!) Ini adalah langkah paling krusial. Anda perlu tahu ke mana perginya setiap rupiah yang Anda hasilkan. • Catat Pemasukan: Tuliskan semua sumber pendapatan Anda (gaji pokok, penghasilan sampingan, dll.). • Rinci Pengeluaran: Catat semua pengeluaran, mulai dari biaya wajib (sewa/kos, tagihan, transportasi, makan) hingga pengeluaran kecil lainnya (jajan, langganan aplikasi). • Terapkan Metode Anggaran: Salah satu metode populer adalah 50/30/20: • 50% untuk Kebutuhan (Needs): Biaya hidup dasar yang wajib dipenuhi. • 30% untuk Keinginan (Wants): Hiburan, makan di luar, belanja non-esensial. • 20% untuk Tabungan/Investasi/Dana Darurat. 2. Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan Dengan gaji kecil, Anda harus mampu membedakan secara tegas antara kebutuhan (hal yang wajib ada untuk bertahan hidup, misalnya ma...

7.000 km (PITUlunge gusti Allah)

 




Saya sangat meyakini hal tersebut, jika bukan karena "pitulunge gusti Allah," mungkin saya tidak dapat menulis dan berbagi kisah di balik kilometer ke 7.000 ini. Benar, semua berkat "pitulunge gusti Allah."

Tujuh bulan telah berlalu, segala sesuatunya berjalan berkat "pitulunge gusti Allah."

Dunia tidak pernah benar-benar berhenti. Bahkan ketika manusia berhenti bergerak, bumi tetap berputar. Dan di antara perjalanan waktu tersebut, selalu ada seseorang yang memilih untuk "pergi," bukan karena ingin melarikan diri, tetapi karena ingin selalu berada dalam perlindungan dan "pitulunge gusti Allah."

Apa yang telah saya lakukan dan berikan bukanlah hal yang penting. Siapa saya juga tidak penting, bagaimana saya juga tidak penting. Sebab, seberapa penting pun saya, akhirnya tetap menyatu dengan alam (tanah). Namun, yang penting adalah cerita ini: mengenai perjalanan yang tidak pernah saya rencanakan, tetapi harus saya jalani. Bukan demi peta, bukan demi ketenaran, tetapi demi pemahaman, demi sesuatu yang telah mengubah hidup saya, demi sesuatu yang tiba-tiba pergi meninggalkan saya untuk menunggu di tempat abadi.

Derasnya air mata ini merupakan bagian dari cerita perjalanan di kilometer ke 7.000. Mutiara hati, rembulan malam, telah menemukan batas posisi yang ketika dilihat mata, membuat air mata tak bisa dibendung, menjadikan tubuh ini ingin selalu berada di samping mutiara hati rembulan malam, ingin selalu hadir dalam curhatannya. Namun, apa daya saya sebagai manusia biasa, takdir! Saya harus menjalani takdir, berharap selalu mendapatkan "pitulunge gusti Allah," dan saya mendapatkan itu. Alhamdulillah, terima kasih Allah.


Komentar