TERBANYAK

10.001 KM – Bergerak dan Menggerakkan

Perjalanan ini penuh dengan cerita suka dan duka yang datang dari sahabat saya, ya betul, beliau adalah Bapak Damanto. Beliau mulai menorehkan tinta perjuangannya di wadah ini pada tahun 2019, bersama dengan saya. Sebelum benar-benar masuk ke dalam dunia perjuangan ini, kami terlebih dahulu ditempa dalam sebuah tes selama dua hari satu malam, di tempat dan suasana yang sama. Dari sana, kami melangkah membawa cerita masing-masing, menapaki perjalanan dengan sejarah yang berbeda. Bapak Damanto memulai kariernya sebagai seorang marketing, sementara saya berangkat dari posisi koordinator. Begitulah takdir mengatur jalan kami. Berkat kegigihan dan keseriusan beliau dalam menjalankan amanah, Alhamdulillah, kami akhirnya dipertemukan di posisi yang sama memulai babak baru bersama. Sejak itu, kami berusaha meninggalkan jejak perjalanan yang tidak hanya diukur oleh kilometer, tetapi juga mampu memberi semangat kepada siapa pun yang melewatinya. Setiap langkah, setiap pergerakan, menjadi...

Cahaya Dari Parengan

 





Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa langkah kaki saya akan sampai sejauh ini. Di balik setiap perjalanan, selalu ada sosok yang menjadi cahaya penuntun, dan bagi saya, beliau adalah KH. Miftahul Asror. Doa dan restu dari beliau menjadi salah satu wasilah yang mengantarkan saya melewati medan perjuangan, hingga berdiri pada posisi saat ini. Bukan karena hebatnya saya, tapi karena besarnya bimbingan dan keberkahan doa dari beliau.

Tahun-tahun awal di Kecamatan Parengan adalah masa yang tidak mudah. Ketika saya pertama kali dipercaya untuk mengemban amanah di cabang Parengan, saya dihadapkan pada situasi yang benar-benar "kosong". Wilayahnya masih asing, belum banyak gerak organisasi yang terstruktur, dan saya datang seperti membuka lembaran putih yang belum bertuan, dan belum bertinta.

Lebih dari itu, saat itu saya baru saja memiliki buah hati berusia dua bulan. Setiap pagi saya meninggalkan rumah saat ia masih terlelap, dan pulang pun saat ia kembali terlelap. “Berangkat masih tidur, pulang sudah tidur,” begitu saya sering menyebutnya. Tapi begitulah perjuangan, penuh pilihan, penuh pengorbanan.

Di tengah jalan yang masih sepi itu, Allah menghadirkan sosok pembimbing. KH. Miftahul Asror bukan hanya seorang pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Hikmah Karang Sukorejo Parengan dan Kepala SMK Miftahul Hikmah, tapi juga pemimpin yang hidupnya melekat dengan perjuangan. Saat saya masuk di Kecamatan Parengan, beliau menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah MWCNU dari tahun 2019 hingga 2024. Jiwa organisasinya begitu kuat, semangatnya tak pernah padam, dan kesederhanaannya justru menjadi sumber kekuatan.

Beliau bukan tipe pemimpin yang duduk di menara gading. Meskipun memiliki banyak santri dan jadwal mengaji yang padat di berbagai wilayah, beliau tetap hadir di tengah-tengah kami, mendorong, memotivasi, dan mendoakan. Dan kini, alhamdulillah, beliau dipercaya sebagai Sekretaris PCNU Tuban – sebuah amanah besar yang sepadan dengan dedikasi beliau selama ini.

Namun, sebelum saya mengenal langsung sosok beliau, ada satu orang yang menjadi jembatan, Bapak Muhtadin, atau yang akrab kami sapa Pak Tadin. Beliaulah sekretaris MWCNU Parengan pada masa itu. Lewat tangan dinginnya, saya dikenalkan dan disambungkan kepada Pak Yai Mifta. Sebuah pertemuan yang membawa banyak keberkahan dalam hidup dan perjuangan saya sampai hari ini.

Saya tak mampu membalas segala kebaikan dan bimbingan yang telah beliau berikan. Namun, dari lubuk hati yang terdalam, saya panjatkan doa:

Jazakumullah khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kesehatan lahir dan batin kepada beliau, menguatkan langkah perjuangannya di jalan Allah, melancarkan segala urusan, dan menjadikan keluarganya keluarga yang sakinah, mawaddah, rohmah wa barokah.
Semoga usia beliau berkah, dan semua yang beliau jalani pun diliputi keberkahan. Aamiin.

Komentar