TERBANYAK

10.001 KM – Bergerak dan Menggerakkan

Perjalanan ini penuh dengan cerita suka dan duka yang datang dari sahabat saya, ya betul, beliau adalah Bapak Damanto. Beliau mulai menorehkan tinta perjuangannya di wadah ini pada tahun 2019, bersama dengan saya. Sebelum benar-benar masuk ke dalam dunia perjuangan ini, kami terlebih dahulu ditempa dalam sebuah tes selama dua hari satu malam, di tempat dan suasana yang sama. Dari sana, kami melangkah membawa cerita masing-masing, menapaki perjalanan dengan sejarah yang berbeda. Bapak Damanto memulai kariernya sebagai seorang marketing, sementara saya berangkat dari posisi koordinator. Begitulah takdir mengatur jalan kami. Berkat kegigihan dan keseriusan beliau dalam menjalankan amanah, Alhamdulillah, kami akhirnya dipertemukan di posisi yang sama memulai babak baru bersama. Sejak itu, kami berusaha meninggalkan jejak perjalanan yang tidak hanya diukur oleh kilometer, tetapi juga mampu memberi semangat kepada siapa pun yang melewatinya. Setiap langkah, setiap pergerakan, menjadi...

Kesulitan dulu baru Kemudahan



Kita sudah sering mendengar redaksinya, namun kadang lupa untuk mengamalkannya. Dalam Al-Quran, Allah berfirman, "Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan" (Q.S. al-Insyirah [94]: 5). Ungkapan ini sering kita sampaikan kepada teman yang sedang mengalami musibah, dengan berkata, "Sabar ya, pasti ada kebaikan di balik semua itu." Namun, ketika hal buruk menimpa diri kita sendiri, apakah kita bisa ikhlas menerimanya dan mengamalkannya? WaAllahu A’lam, hanya Allah dan manusia yang tahu.

 

Pernahkah kita merenungkan mengapa Allah Swt. tidak berfirman "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan?" Karena kesulitan tidak pernah datang sendirian untuk selamanya. Ia selalu bergandengan dengan kemudahan. Mungkin kita merasa, "Saya sudah mengalami musibah sekian lama, tetapi belum juga menemukan kemudahan." Hal ini terjadi karena kita belum melihat kemudahan yang sebenarnya selalu ada. Demi Allah, kemudahan itu selalu menyertai kesulitan, tinggal bagaimana kita dapat melihatnya. Jika Allah memberikan kemudahan setelah kesulitan, mungkin kita akan berpikir bahwa kesulitan ini tidak ada akhirnya. Kemudahan pasti muncul ketika kesulitan selesai. Padahal, jika kesulitan tidak dibarengi dengan kemudahan, maka hidup kita akan mengalami kesulitan berkepanjangan dan kita bisa menjadi pribadi yang kurang bersyukur kepada Allah.

 

Lihatlah Nabi Ya'qub saat kehilangan putranya yang kedua. Beliau berkata, seperti dituturkan dalam ayat yang artinya, "Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sesungguhnya Dialah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana." (Q.S. Yusuf [12]: 83). Dia yakin akan mendapatkan jalan keluar, sehingga musibah yang dialaminya terasa ringan. Kita harus yakin bahwa jalan keluar pasti akan diberikan oleh Allah kepada kita.

 

Semoga kita semua di takdirkan menjadi  hamba yang pandai bersyukur, dan semoga apapun yang sedang kita jalankan mendapatkan kemudahan dan kelancaran serta semoga Ridho Allah selalu menyertai setiap langkah kita.

Komentar