TERBANYAK

5 Cara Mengelola Uang agar Gaji Kecil Tetap Cukup

Mengelola keuangan dengan gaji terbatas memerlukan disiplin dan perencanaan yang cermat. Berikut adalah 5 langkah utama yang bisa Anda terapkan: 1. Buat Anggaran Bulanan yang Jelas (Wajib!) Ini adalah langkah paling krusial. Anda perlu tahu ke mana perginya setiap rupiah yang Anda hasilkan. • Catat Pemasukan: Tuliskan semua sumber pendapatan Anda (gaji pokok, penghasilan sampingan, dll.). • Rinci Pengeluaran: Catat semua pengeluaran, mulai dari biaya wajib (sewa/kos, tagihan, transportasi, makan) hingga pengeluaran kecil lainnya (jajan, langganan aplikasi). • Terapkan Metode Anggaran: Salah satu metode populer adalah 50/30/20: • 50% untuk Kebutuhan (Needs): Biaya hidup dasar yang wajib dipenuhi. • 30% untuk Keinginan (Wants): Hiburan, makan di luar, belanja non-esensial. • 20% untuk Tabungan/Investasi/Dana Darurat. 2. Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan Dengan gaji kecil, Anda harus mampu membedakan secara tegas antara kebutuhan (hal yang wajib ada untuk bertahan hidup, misalnya ma...

9.000 KM – AIB



Pencapaian ini bukan karena saya pintar.
Bukan karena saya rajin belajar.
Bukan karena saya pandai berkomunikasi.
Bukan pula karena kecerdasan yang saya miliki.

Bukan karena saya banyak kenalan.
Bukan karena keberuntungan.

Tidak.
Saya bisa sampai di titik ini semata-mata karena Engkau, ya Allah, masih berkenan menutupi aibku. Segala puji hanya untuk-Mu yang selalu menjaga, membimbing, dan menutup kekurangan hamba-Mu ini. Perjalanan hidup memang tak selalu mulus. Sepanjang jalan, pasti ada yang tak terduga: jalan berlubang, kemacetan, ban bocor, dan rintangan lain.


Setiap perjalanan pun punya titik berhenti, berhenti untuk memulai lagi. Bagi yang menyimpan benci, berhentinya kita mungkin terlihat sebagai kegagalan. Tapi bagi hati yang bersih, berhenti hanyalah jeda sebelum melangkah lebih kuat. Kini menuju kilometer 10.000, saya tidak tahu apa yang akan menanti di sana.

Yang pasti, kebenaran akan selalu menemukan takdirnya sendiri. Bukan berarti kebenaran memihak kita karena sejatinya kebenaran hanya milik Allah SWT. Maka hiduplah dengan tulus, jangan berpura-pura. Pura-pura itu melelahkan.

Kembali soal AIB. Mungkin sebagian orang terdekat tahu apa yang pernah saya alami, bahkan mungkin ada yang berusaha menyebarkan hal negatif tentang saya. Apakah saya khawatir?
Tidak. Karena sebanyak apapun orang tahu aib saya, mereka tidak akan pernah tahu semuanya. Allah yang menutupinya.

Saya hanyalah hamba yang hina. Lantas, apakah itu berarti saya tidak boleh berusaha menjadi pribadi yang lebih baik? Apakah proses memperbaiki diri harus dilakukan dengan mengabaikan harga diri? Tentu tidak. Bagi saya, harga diri itu harga mati.

Alhamdulillah…
Terima kasih, Gusti. Sampai di kilometer 9.000 ini, Engkau masih berkenan menutupi aibku.
Meski masih ada segelintir hamba-Mu yang mengumbar sedikit dari aib itu, tak apa.
Karena yang mereka sebarkan hanya 0,1% sementara 99,9% lainnya Engkau simpan rapat-rapat.

 

 


Komentar