TERBANYAK

5 Cara Mengelola Uang agar Gaji Kecil Tetap Cukup

Mengelola keuangan dengan gaji terbatas memerlukan disiplin dan perencanaan yang cermat. Berikut adalah 5 langkah utama yang bisa Anda terapkan: 1. Buat Anggaran Bulanan yang Jelas (Wajib!) Ini adalah langkah paling krusial. Anda perlu tahu ke mana perginya setiap rupiah yang Anda hasilkan. • Catat Pemasukan: Tuliskan semua sumber pendapatan Anda (gaji pokok, penghasilan sampingan, dll.). • Rinci Pengeluaran: Catat semua pengeluaran, mulai dari biaya wajib (sewa/kos, tagihan, transportasi, makan) hingga pengeluaran kecil lainnya (jajan, langganan aplikasi). • Terapkan Metode Anggaran: Salah satu metode populer adalah 50/30/20: • 50% untuk Kebutuhan (Needs): Biaya hidup dasar yang wajib dipenuhi. • 30% untuk Keinginan (Wants): Hiburan, makan di luar, belanja non-esensial. • 20% untuk Tabungan/Investasi/Dana Darurat. 2. Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan Dengan gaji kecil, Anda harus mampu membedakan secara tegas antara kebutuhan (hal yang wajib ada untuk bertahan hidup, misalnya ma...

10.012 KM

 



10.012 KM, perjalanan yang tidak mudah, perjalanan yang penuh dengan lika liku, tapi saya sadar bahwa hidup ya harus seperti itu biar bermakna dan berkesan. Angka, iya betul. Angka 12 adalah tanggal dimana saya lahir di bumi pertiwi ini, tiba tiba saya teringat dengan tulisan saya 10 tahun yang lalu. Langsung saja ini adalah tulisan saya yang masih saya simpan di memori laptop

Suara katak yang terdengar merdu malam itu menemani kesendirianku. Aku melirik jam dinding di kamar pondok, dan oh tidak jarum pendeknya sudah menunjuk angka tiga dini hari. Namun, mata ini masih saja enggan terpejam, seolah ada sesuatu yang menghalangi.

Aku duduk seorang diri di kamar kenangan itu. Di hadapanku tergeletak sebuah laptop usang yang dulu begitu setia menemaniku saat menyelesaikan studi di salah satu universitas di Surabaya. Malam yang sunyi membuat tanganku gatal untuk kembali membuka laptop itu.

Sejenak aku menarik napas panjang, menatap sekeliling. Teman sekamarku sudah tertidur pulas, meninggalkanku bersama laptop tua yang setia. Perlahan aku membukanya, lalu berbisik pelan, “Halo, laptop… izinkan aku memanfaatkanmu sekali lagi ya.”

Layar pun menyala. Dengan penuh semangat, jari-jariku menari di atas keyboard, membuka Microsoft Word. Tapi anehnya, mataku mendadak terasa berat, seakan ragu berhadapan dengan cahaya layar. Aku menepuk pipiku sendiri, PLOK! sambil berucap lirih, “Ayo, Jack jangan malas. Lakukan sesuatu yang positif.”

Aku pun bergegas turun untuk mengambil wudhu. Air yang menyentuh wajahku membawa ketenangan baru. Kini tubuhku segar kembali, pikiran lebih ringan, dan laptop pun siap kembali dipermainkan.

Namun, pertanyaan muncul: mau menulis apa? tentang apa?
Dalam keheningan itu, sebuah tamparan batin menyeruak. Ingatan tentang sosok yang selalu menjadi sumber semangat hadir begitu jelas: ayahku. Rindu yang menumpuk membuatku akhirnya memutuskan untuk menulis. Malam itu, di kamar pondok sederhana, aku menuliskan kisah tentang kerinduanku pada sang motivator terbesar dalam hidupku, dia adalah ayahku.

bersambung

 

Komentar